Ipotnews - ETF Desk Indo Premier Sekuritas merekomendasikan investor untuk tetap memilih ETF berbasis saham emiten berkapitalisasi pasar yang besar guna memudahkan likuiditas, juga ETF yang berisi sektor finansial yang tinggi di atas lebih dari 50% bobot ETF.
"Pilihan ETF antara lain

XISR

(Premier ETF SriKehati),

XIPI

(Premier ETF Pefindo I-Grade), ETF

XIML

(Premier ETF MSCI Indonesia Large Cap),

XBNI

(BNI-AM MSCI Indonesia ETF), dan

XBIG

(BNP Paribas IDX30 Growth ETF) kesemuanya ini adalah ETF yang bersifat passive (indexing)," papar ETF Desk Indo Premier dalam catatannya pagi ini, Selasa (13/2).
Global Market Wrap
Wall Street pada Senin kemarin ditutup mixed jelang rilis data inflasi IHK malam ini yang diprediksi akan berada di tren menurun. Regional, investor masih melihat India dan Indonesia sebagai pilihan sewaktu China menghadapi perlambatan pemulihan ekonomi.
DJI - 38,797 (+0.33%)
S&P500 - 5,021 (-0.09%)
NASDAQ - 17,882 (-0.44%)
SSEC - 2,865 (+1.28)
EIDO - 22.65 (+1.07%)
Indo 10Y Yield - 6.729 (+1.50%)
USD-IDR - 15,575 (+0.00%)
Harga komoditas tercatat flat sementara domestik, naiknya elektabilitas paslon nomor urut 2 Prabowo & Gibran (PG) keatas 50% berdasarkan survey terbaru meningkatkan harapan pemilu satu putaran dan mentrigger rally harga saham di JCI dengan investor asing mencatatkan netbuy sebesar +Rp1.8tn. Ini juga berpotensi berlanjutnya kebijakan "Balancing Act" pada masa kepemimpinan Jokowi yang sukses menjaga hubungan US sekaligus China serta kebijakan pembangunan infrastruktur & hilirisasi berkelanjutan sebagai langkah menghindari middle-income trap diharapkan bisa berlanjut jika Presiden yang didukung Jokowi itu terpilih. Secara teknikal, IHSG berada di rentang 7,280 - 7,350.
Berikut update pasar untuk hari ini:

BBTN

: FY23A, pendapatan Rp28tn (9.2% yoy/1.0% qoq), laba bersih Rp3,5tn (15.0% yoy/41.7% qoq). Laba bersih tercatat melampaui estimasi analis kami & konsensus 121/108% karena lebih rendahnya CoC sebesar 1.2% (vs. estimasi kami 1.4%) & one-off recovery senilai Rp300bn dari Jiwasraya. Kuatnya kinerja dan valuasi yang attraktif di 0.5x FY24F P/B & 4.9x P/E (vs. 10Y avg 0.8x & 7x) diperkirakan akan menjadi penopang rally harga. Maintain Buy.

EXCL

: FY23A, pendapatan Rp32tn (10.9% yoy/4.3% qoq), laba bersih Rp1,2tn (14.6% yoy/-27.6% qoq). Catatan laba bersih berada dibawah estimasi analis kami dan konsensus (93/95% FY23F) dikarenakan lebih tingginya effective tax rate. Sementara FY23, EBITDA tercatat sebesar Rp15.9tr (+12% yoy), in-line 101% dengan estimasi konsensus. Maintain Buy.

INCO

: FY23A, laba bersih US$274mn (+37% yoy) diatas estimasi kami dan konsensus didorong pendapatan one-off sebesar US$24mn pada 4Q23. Harga saham saat ini premium dengan valuasi 1x P/B dan 33x FY24F P/E. Maintain Hold.
Macro: Rilis KPU atas data finansial partai politik menunhukkan angka yang hanya di Rp223bn per 14 Januari 2024, angka ini hanya 10% dari Pemilu 2019. Menjadi efek negatif atas konsumsi akibat perubahan cara kampanye. Namun bansos tetap menjadi tumpuan daya beli. Kami estimasi potensi GDP FY24F di 5.1% yoy.
Nickel: China & Indonesia berencana untuk melakukan pemangkasan produksi nickel sebesar 100,000 mton tahun ini, meskipun analis menilai hal itu tidak mencukupi untuk menjaga harga. Macquarie Analyst menyebutkan pemangkasan 200-250rb mton diperlukan tahun ini untuk paling tidak menjaga harga tidak jatuh lebih dalam.

Sumber : admin